watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BULAN MADU

Pengalaman menarik ini kami alami sewaktu kami
berbulan madu di Pulau Bali dan Lombok. Waktu
itu sedang low session jadi keadaan tidak seramai
kalau sedang hari libur, di mana kami melakukan
hubungan seks di tepi pantai yang sepi sambil
membuat film dokumentasi adegan kami
tersebut, juga sewaktu kami di hotel kegiatan
kami sempat diintip oleh seorang pegawai hotel.
Saya dan Vonny senang sekali bereksperimen
dalam melakukan hubungan seks, dari segala
macam gaya, alat-alat bantu seks sampai
membuat foto dan film hubungan seks kami.
Vonny istriku itu kukenal sejak masih SMA, ia adik
kelasku, hingga setelah selesai kuliah ia akhirnya
kunikahi. Sejak SMA kami sudah sering
melakukan hubungan seks, apalagi sewaktu
kuliah, karena kami berada di kota Malang
meskipun tidak sekampus tetapi karena tempat
kostku yang bebas jadi kami sering melakukan
hubungan seks di tempat kost. Sebenarnya kami
juga mempunyai cerita yang menarik sewaktu
masih kuliah dulu, tetapi saya ingin menceritakan
pengalaman yang satu ini dahulu.
Siang hari sekitar pukul 1.00, akhirnya kami
berdua sampai di Pulau Bali, dari airport kami di
antar taksi untuk mencari hotel di daerah Kuta,
sejenak kami melepas lelah, setelah itu kami jalan-
jalan di sepanjang jalan di Kuta, Vonny rupanya
tertarik untuk membeli beberapa potong bikini
untuk dipakai nanti di pantai. Model yang ia beli
sangat menggairahkan, kainnya tipis berwarna
terang hingga kalau dipakai lalu kena air,
dipastikan apa yang dilapisinya akan terlihat
dengan jelas, sengaja ia beli itu untuk membuat
aku terangsang, lalu ada celana yang hanya ada
secungkup kain kecil untuk menutupi rambut
kemaluannya, modelnya hanya bertali satu
bagian belakangnya hingga belahan pantatnya
jelas bebas terlihat, begitu juga penutup dadanya
hanya sekedar untuk menutupi puting buah
dadanya, selain itu banyak juga yang lain yang ia
beli, pokoknya modelnya yang merangsang.
Semalam kami di Bali, keesokan harinya kami
menyeberang ke Pulau Lombok yang pastinya
lebih alami dibanding Bali. Sesampainya di
Lombok kami masih harus menyeberang ke
Pulau kecil di sebelah Pulau lombok yaitu di Gili
Meno. Tempatnya sangat cocok untuk berbulan
madu, kami menempati sebuah cottage yang
asri, setelah berkemas kami segera menuju ke
pantai untuk berenang, mula-mula Vonny masih
mengenakan kaos rangkap untuk menutupi
bikininya, sesampai di pantai yang berjarak
sangat dekat dengan hotel, kami mencari tempat
yang nikmat untuk berenang, kami melihat
sepasang bule yang sedang asyik bercumbu ria
di pinggir pantai yang landai dan berpasir putih itu
sehingga kami bisa melihat kalau mereka berdua
dalam keadaan telanjang bulat.
“Von, kamu berani nggak seperti mereka itu”,
tanyaku.
“Berani aja, pokok ada kamu aku mau aja”, sahut
Vonny.
Setelah menemukan tempat yang tepat segera
kami berdua berenang di air laut yang jernih itu.
Kulihat Vonny mengenakan bikini yang
transparan hingga menampakkan bayang rambut
kemaluannya di pangkal pahanya, sewaktu ia
masuk ke air aku tidak dapat menahan nafsuku
yang timbul melihat tubuh Vonny yang memakai
bikini transparan itu. Payudaranya yang kencang
menantang jelas terlihat di balik bikininya, ujung
payudaranya yang berwarna coklat kemerahan
membayang jelas terlihat. Segera saja penisku
kerediri tegak melihat pemandangan yang indah
itu, segera kuabadikan dengan handycamku
tubuh Vonny dari segala sudut dan segala lekuk
tubuhnya.
“Von, kamu lepasin aja bikinimu itu, kan sama aja
kamu seperti nggak make apa-apa kalau kamu
pake bikini itu”, sahutku.
“Enggak ah, malu aku”, jawab Vonny.
“Malu ama siapa, kan nggak ada orang yang tahu
di sini, kan sepi”, sahutku.
Ia melihat sekelilingnya nggak ada orang kecuali
sepasang bule yang sedang asyik main kuda-
kudaan.
“Iya deh aku lepas ya”, jawab Vonny.
Tak kusia-siakan sewaktu ia melepas bikininya
kurekam terus dengan handycam-ku hingga ia
telanjang bulat di tepi pantai, kulepas sekalian
celana renangku hingga penisku yang sudah
berdiri tegak tadi meloncat keluar seolah merasa
bebas dari kurungannya. Tampak olehku tubuh
telanjang Vonny. Rambut kemaluannya tampak
kontras sekali dengan kulit tubuhnya yang putih
mulus, serta dua gumpalan buah dadanya yang
tegak mengacung membuat nafsu ini menjadi
berkobar. Ujung payudaranya yang berwarna
coklat kemerahan itu tampak mengencang karena
basah oleh air laut, ingin sekali kuremas-remas
dan kuhisap ujung payudaranya itu. Kuabadikan
semua tingkah laku Vonny yang telah telanjang
bulat itu, ia bermain di air yang jernih sambil
sekali-kali ia menoleh ke kiri dan kanan melihat
kalau kalau ada yang melihat tubuhnya yang
telanjang bulat itu. Ia berbaring telentang di pasir
pantai dengan posisi kakinya mengangkang
hingga tampak belahan lubang vaginanya yang
berwarna merah kehitaman itu, kurekam terus
adegan ini sambil arah kamera kuarahkan ke
bagian vaginanya yang terbuka lebar itu.
Tanganku yang satu sambil mengurut penisku
yang sudah berdiri tegak sambil sesekali meraba
dan meremasi payudara Vonny yang sudah
mengencang itu.
Rupanya Vonny juga sudah mulai terangsang
ketika kuraba vaginanya dan kumainkan
clitorisnya, ia lalu meraih penisku dan
mengocoknya perlahan sambil mendesah
keenakkan, “Ughh…, Ninoo…, gelii, enakk…”,
sambil tangannya semakin kencang mengocok
penisku, akhirnya kutaruh handycamnya di suatu
tempat yang tepat agar segala adegan kami dapat
direkam dengan jelas, selintas terpikir olehku
andai ada seseorang yang mau membantu untuk
mengambil gambar dengan handycamku pasti
akan lebih bagus lagi hasilnya. Kulihat ke arah
pasangan bule itu, ternyata mereka juga sedang
melakukan hubungan seks di pasir pantai, kulihat
Vonny juga asyik menyaksikan adegan itu dan
tangannya yang satu meremasi payudaranya
sedang tangannya yang lain dengan dua jarinya
tampak sudah berada di dalam vaginanya yang
tampak licin mengkilat karena cairan nafsunya
tampaknya sudah membasahi liang vaginanya.
Kuhampiri Vonny yang telentang di atas pasir
pantai itu segera ia meraih penisku dan
mengarahkannya ke mulutnya yang mungil dan
selanjutnya bagai anak kecil yang sedang makan
ice cream, dijilatinya seluruh batang penisku dari
ujung kepala sampai ke buah penisku tak lupa
dikulumnya sambil sesekali di sedot dengan kuat.
“Ufffffff nikmat sekali Von…, terusin isapnya…,
isap yang kenceng”, karena sudah bangkit
nafsunya, Vonny dengan kuat menyedot ujung
kepala penisku sambil sesekali menggunakan
ujung lidahnya memainkan lubang kencingku,
rasa yang ditimbulkan sangat nikmat sampai ke
ubun-ubun. Segera kubuat posisi yang
memungkinkan aku bisa menjilati dan menghisap
vagina Vonny yang sudah terbuka itu, ketika
kujilati clitorisnya ia menggelinjang kenikmatan
sambil kepalaku di jepit dengan kedua belah
pahanya, ia rupanya ingin agar aku lebih lama
menjilati vaginanya. Dengan dua jariku, jari
tengah dan telunjuk kumasukkan ke dalam
vaginanya dan mengocok dengan lembut hingga
ia tampak mengerang-erang keenakkan, penisku
di genggamnya erat sambil terus menghisap-isap
ujung penisku.
Cukup lama kami saling isap dan jilat hingga aku
melihat ke arah pasangan bule itu dan ternyata
mereka sedang menyaksikan adegan kami.
Kukatakan pada Vonny kalau kita sedang
diperhatikan oleh pasangan bule itu.
“Biarin aja, biar mereka terangsang melihat
permainan seks kita”.
Bukannya malu tapi Vonny malah lebih ganas
dan agresif dalam permainan ini. Kini posisiku
telentang di pasir dan Vonny berada di antara ke
dua pahaku yang telentang, ia tampak begitu
menikmati penisku yang kini sudah basah terkena
air liurnya, tak henti-hentinya ia mengisap dan
menggigit kecil ujung penisku sehingga aku
kelojotan merasakan geli yang luar biasa,
kurasakan desakan yang akan keluar dari penisku,
segera aja kutarik kepala Vonny agar ia
melepaskan penisku dari mulutnya, dan kini
kurebahkan ia lalu kuhisap ujung payudaranya
sebelah kanan sambil ujung yang satunya
kumainkan dengan jariku, Vonny tampak
menikmati permainan ini sambil tangannya
sendiri memainkan ujung clitorisnya, kedua belah
pahanya di buka lebar dan setengah diangkat agar
lebih mudah dirinya memasukkan jarinya sendiri.
“Ninoo…, ayo masukin penismu di vaginaku
dong…, aku udah kepengen nihh”, pinta Vonny
sambil mengarahkan penisku ke arah lubang
vaginanya. Sambil dituntun tangannya
kumasukkan ujung penisku ke lubang vaginanya.
Vonny yang tampaknya memang sudah kepingin
dengan mengangkat pantatnya ia sengaja
membuat agar seluruh batang penisku masuk ke
dalam vaginanya.
“Acchh…, uufffffhh”, desah Vonny ketika seluruh
penisku masuk ke dalam vaginanya. Kedua
pahanya dilingkarkan di badanku agar penisku
tetap menancap di vaginanya, kutarik sedikit
keluar lalu kumasukkan dalam-dalam, kutarik lagi
kumasukkan lagi dengan ritme yang berirama
membuat Vonny mengerang-erang keenakkan.
Kini dengan ritme yang lebih cepat kutekan-tekan
sekuat tenaga hingga mulut Vonny menganga
tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun karena
nikmat yang dia rasakan membuat ia hanya
sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan.
Kulihat payudaranya bergerak naik turun seirama
dengan kocokan penisku di vaginanya.
“Niinnoo…, egghh…, aacchh…, aakuu pengen
puass dulu ya”, pinta Vonny.
Tanpa kujawab ia lalu kini berada di atas tubuhku,
penisku yang berdiri tegak itu dituntunnya ke
liang vaginanya, lalu dengan jeritan kecil Vonny,
“Aauu…”.
Seluruh batang penisku kini amblas masuk ke
dalam vagina Vonny yang semakin licin itu, kini ia
sepenuhnya bebas menguasai penisku, seperti
orang naik kuda semakin lama semakin cepat
gerakannya sambil tanganku meremas-remas
kedua bukit payudaranya yang indah itu, ia ingin
kedua payudaranya itu kuremas-remas dengan
kuat hanya dengan begitu ia merasakan nikmat
yang sebenarnya, kini ia tidak lagi bergaya seperti
naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya
kini ia menggesek-gesekkan vaginanya maju
mundur sambil ia meremasi sendiri payudaranya
hingga akhirnya ia tampak mengejang-ngejang
beberapa saat sambil menggigit bibirnya dan
matanya terpejam merasakan nikmat yang tiada
tara itu, akhirnya ia terkulai di atas tubuhku
beberapa saat.
Lalu ia kembali mengocok penisku dengan
vaginanya, kurasakan kini vaginanya lebih seret
dari yang tadi sehingga menambah
kenikmatanku, segera kuminta agar ia berjongkok
aja, posisi doggie style adalah posisi
kegemaranku, segera Vonny berjongkok sambil
membuka lebar pahanya hingga kulihat dengan
jelas lubang kenikmatan itu terbuka di hadapanku,
vaginanya sangat merangsang sekali, rambutnya
tidak terlalu lebat hingga seluruh bagian dalam
vaginanya dapat terlihat dengan jelas.
Kini kepala penisku kuarahkan ke dalam lubang
itu, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian
penisku ke dalam vagina Vonny. Vonny menjerit
kecil ketika sebagian penisku masuk ke vaginanya,
kini ia memundurkan pantatnya hingga amblaslah
seluruh batang penisku ke dalam vagina Vonny.
Dengan kuat kudesak-desak seluruh batang
penisku dengan irama yang beraturan hingga
Vonny merasa kegelian lagi. Sambil mendesis ia
memintaku agar jariku di masukkan ke dalam
anusnya, kubasahi jari telunjukku dengan ludah
dan sebagian lagi kubasahi pula lubang anusnya
dengan air ludahku. Sambil terus menggoyang
kumasukkan jari telunjukku ke anusnya hingga
seluruh jariku masuk ke dalam anusnya, sambil
kutekan ke bawah hingga kurasakan geseran
penisku di dalam vagina Vonny, ia tampak
menikmati sekali permainan ini, berulangkali ia
memintaku agar lebih keras lagi goyangannya
sambil ia membuat gerakan maju mundur
pantatnya.
“Uufffgghh…, Enak Vonn, vaginamu nikmat
banget, orang lain pasti pengen ngrasain
vaginamu ini, soalnya nikmat banget sih”, Kataku.
“Iya dong, lain kali kita coba ya, mungkin orang
lain pasti udah keluar duluan sebelum aku puas”,
sahut Vonny.
“Bener…, kamu pengen coba penis orang lain?”,
tanyaku.
“Iya…, itu kalau kamu kasih ijin lho, tapi kamu
harus ada juga di situ melihat aku main ama
orang lain”, jawaban itu semakin membuatku
terangsang hingga kupercepat kocokan penisku
sambil menekan kuat kuat jariku yang ada di
dalam anusnya, hingga akhirnya kurasakan ada
desakan yang kuat yang akan menyembur keluar
dari penisku, rupanya Vonny juga mengerti kalau
aku mau keluar, kucabut keluar dan segera oleh
Vonny diraihnya penisku dan segera ia
menghisap kuat penisku sampai akhirnya aku tak
kuat lagi menahan rasa nikmat ini hingga
akhirnya, “Cett…, crett.., crett”, keluarlah cairan
kenikmatanku, dengan lahap Vonny menghisap
setiap tetes cairanku itu, lalu dengan lidahnya ia
membersihkan ujung penisku hingga seluruh
batang penisku mengkilat oleh air liurnya.
Apa yang kami lakukan itu ternyata di saksikan
oleh sepasang bule tadi, bule cowoknya
mengacungkan ibu jarinya ketika melihat kami
kini tergeletak kelelahan di pasir pantai, kubalas
dengan acungan jempol pula lalu ia tertawa.
Kuingat tadi handycam yang sejak tadi merekam
adegan kami itu, lalu segera kuambil dan
kusimpan film tadi sebagai kenang-kenangan
yang indah. Dengan tetap telanjang bulat kami
bermain di air sambil membersihkan diri dari
pasir pantai yang menempel di seluruh tubuh
kami, kami tetap di pantai itu sampai menunggu
matahari terbenam, karena dari pantai itu kami
dapat menyaksikan indahnya peristiwa alam itu,
terlebih peristiwa yang baru kami alami tadi.


Adult | GO HOME | Exit
1/1017
U-ON

inc Powered by Xtgem.com